NEOPLATONISME
Awalan
Barangkali Plotinus-lah yang
menjadi pemula pada abad pertengahan dengan membawa paham neoplatonismenya, dan plotinuslah yang meng-akhiri kejayaan
filsafat yunani. Plotinus (204-270)
adalah filsuf yang konon sebagai pencetus teori
penciptaan alam semesta. Ia yang me-mikir teori emanasi
yang terkenal itu. Teori tersebut merupakan tanggapan plotinus terhadap pertanyaan thales yang hidup kira-kira
delapan abad sebelum dirinya, thales pada masa itu terpikir tentang apa bahan alam semesta ini?. Plotinus menjawab:
bahannya adalah Tuhan.
Plotinos lahir pada tahun 204 M di Lykopolis
di Mesir. Pada tahun 232 M ia pergi ke
Alexandria untuk belajar filsafat pada Animonius Saccas selama 11 tahun. Pada
usia 40 tahun ia pergi ke Roma dan meninggal di
Minturnea pada 270 M di Minturnae, Campania, Italia. Plotinos mulai menulis pada usia
50 tahun dan karya-karyanya banyak terinspirasi pada
filsafat Plato, terutama tentang ide tertinggi. Oleh sebab itu
filsafat Plotinos ber-bau platonian yang kemudian disebut
Platonisme.
Mungkin begitu sedikit tentang plotinus, sebab
dalam makalah ini akan focus pada pemikirannya yang menjadi reprentasi dari
jawaban plotinus diatas, yang kemudian dikenal dengan “yang Esa”.
Pengertian Neoplatonisme
Neoplatonisme terdiri dari kata Neo, Plato dan Isme. Kata Neo memiliki arti baru,
sedangkan Plato merujuk pada tokoh filsuf yunani yakni plato yang dikenal dengan konsep realitas idea dalam teori filsafatnya, dan Isme
memiliki arti faham atau aliran. Jadi aliran ini bertujuan
menghidupkan kembali filsafatnya Plato. Namun nyatanya neoplatonisme
merupakan sintesa dari semua aliran filsafat sampai saat itu, seperti aristotelianisme dan lainnya, bedanya Plato diberi tempat lebih tinggi diantara yang lain.
Seperti
disebutkan tadi pada pendahuluan, bahwa sistem filsafatnya Plotinus berkisar pada
konsep tentang kesatuan yang disebutnya dengan nama “Yang Esa”, dan semua yang
ada berhasrat untuk kembali kepada “Yang Esa”.[1]dalam hal
ini kemudian dikatan ada dua kecenderungan tentang yang “ada” menurut plotinus,
yaitu: Dialektika menurun dan Dialektika menaik.
Banyak
hal sebenarnya yang menjadi pokok pikirannya, diantaranya yaitu:
-
Emanasi:
yang Esa bersifat sempurna, darinya keluar menjadi segala-galanya.
-
Tahap-
tahap wujut: Yang Esa-Akal-Jiwa kemeduian Materi.
Pengaruh
Neoplatonisme terhadap Filsafat Islam
Tidak dipungkiri lagi, Sumber
filsafat Islam adalah ajaran Islam itu
sendiri, sebagaimana terdapat dalam
al-Qur’an dan Sunnah. Meskipun banyak mengandung unsur-unsur dari luar, seperti
Helinisme yang marak pada masa perkembangannya.
Diantara sebab-sebab masuknya unsur-unsur filsafat yunani masuk kedalam
filsafat islam itu disebabkan oleh Neoplatonisme yang cukup kuat masa itu. Hal ini terjadi ketika orang-orang Muslim menerjemahkan tulisan-tulisan
dalam bahasa Suryani yang disalin ke bahasa Arab, sehingga secar tidak
langsung, orang-orang muslim ter-warisi paham Neoplatonisme.
Pengaruh Neoplatonisme dalam dunia pemikiran Islam ini kemudian yang
menyebabkan munculnya berbagai paham Tasauf , misalnya Ibn Sina dan lainnya. Oleh sebab neoplatonisme juga kemudian bermunculan
aliran-aliran seperti Peripatetik, Iluminasi dan lainnya.
Penutup
Sejarah Proses penerjemahan buku-buku berbahasa Yunani,
Persia dan
India hanya salah satu pintu dialog peradaban masa itu, sementara tanpa proses
reproduksi, penerjemahan hanya menjadi tumpukan karya yang sudah
dialihbahasakan belaka.
India hanya salah satu pintu dialog peradaban masa itu, sementara tanpa proses
reproduksi, penerjemahan hanya menjadi tumpukan karya yang sudah
dialihbahasakan belaka.
Neoplatonisme, penerjemah, merupakan gerbang atas kemunculan
dari filsafat islam yang sampai pada masa sekarang, terimakasih.