Di remang, Kau gugurkan sunyi
diantara sedu rengek jejemari lentik
Disana, angin melukis wajahmu dijendela.
Rindu yang dibawa angin menggebu meski mencabik, menguak
setiap hal yang disembunyikan malam.
Termasuk senyum rindu dari sketsa wajah yaitu wajahmu yang
dilukis angin.
Bilangan ganjil malam, mengundang badai membawa amarah.
Malam tetap menggelap
Dari liang-liang, disana kau tancapkan kenangan menjadi
nisan kerinduanku.
Malam rapuh
Kau tetap tak berbayang.
Rintik yang bisu
Rintik pecah dijendela, mengetuk bisu yang terkunci
Dibawanya cerita dari langit tentang gemuruh mendung yang
bergelombang
MerinduMU…!