SATU SYAWAL
Parangkusumo November 2012
Kisah ini, kelak akan kita rindukan, bersama.
Diantara debur gelombang, diantara deru angin. Kita
terbaring diantaranya.
Malam ini untukmu, kupersembahkan segenap abdi yang
sederhana, meleburku dalam keangkuhanku sendiri, mengabdikan pada belas yang
diharap, darimu
Samar, pada wajahmu yang sayu. Dibelakng rembulan
tersipu pada Tanya pada gelap. Siapa aku, siapa kamu. Remang berkunang kala
tatapku mengoyak kabut dan angin malam. Disana kau dengan senyum pilu. Ku
menemukanmu
Percik dari laut, mengawang diterbangkan angin,
menjadi kabut menjadi embun. Kau hilang bersamanya, Kau juga deru gelombang
Diantaranya kita berdiri, biarkan terbang pasir
tikam kaki kita yang tak beralas
Diantaranya kita terbaring, memandang langit tak
berbintang
Ya, malam itu. Lambat merambat, biarkan kita
menunggu pagi
Tidurlah katamu
Bagaimana aku tidur jika kau biarkan matamu terbuka
sendiri ditengah malam?.
Kau saja yang tidur
Aku tak ngantuk jawabmu
Kitapun tetap biarkan dupa sirami rongga hidung
kita, tetap begitu. Diam
Entah jam berapa, malam makin dingin, mataku tak
kuat. Rebahkan tubuhku diatas pasir beralas Koran. Ya, kau juga rebah sepertiku
disampingku, diatas pasir beralas Koran. Biarkan angin terbangkan pasir tikam
kaki kita.
Kisah
tak usai….!!!