19 Jan 2016

Puisi Zawai Imron


Desaku

Di jembatan ini kudengar bisik segar
siang ini aku tak tahu, manakah yang lebih berkobar
Mataharikah atau darahku
Yang menjelaskan makna air sungai
Sebelum sampai digerbang muara
Selamat datang tamu dari kota
Jangan terkejut menjabat tanganku kasar
Karna setiap hari mengolah gabah
Nanti sore kuantar engkau ke kebun
Nikmatilah buah-buahan yang ranum
Inilah sawahku
Daunan kangkung sedang menghijau
Kecebong dan lele mondar mandir disela semanggi dan batang padi
Disini kupungut berjuta kasih sayang
Dan ku taburkan kemana saja bulan mengusapkan padi
Seekor burung hinggap di pungggung kerbau
Seakan mengajar kita dengan hakikat persahabatan
Adapun maknanya
Kalau besok kuantarkan hasil panen ke kota
Yang ku minta padamu bukan surat penghargaan
Tapi setangkai bunga untuk perpisahan
Dari jembatan ini kulihat rahmat yang bermekaran di hamparan tanah segar

Kulecut betis sukmaku
Disambut debur di ujung mega

Senyum hari depan yang tak kuragu

*jika dalam penulisan puisi ini ada yang keliru, silahkan direvisi sendiri. Karena puisi ini saya ketik dari sebuah rekaman yang saya rekam sendiri ketika Pakde membacakannya khusus untuk Anggota Matapena. Dan juga mungkin pendengaranku yang tak begitu baik.